Akuntabilitas Personal

Akuntabilitas Personal

Seberapa sering kita menceritakan kisah hidup kita kepada diri sendiri? Adakah potongan kisah yang kita sembunyikan?. Jika ada perilaku buruk, bertobatlah perbaiki apa yang bisa, dan arahkan diri  pada tugas untuk berperilaku lebih baik di lain waktu. Tanpa alasan merenungi kesalahan, berguling-guling di dalam kotoran , bukanlah cara terbaik untuk menjadi bersih.

Ketika membaca “Akuntabilitas” pikiran kita mengarah pada bisnis, perusahaan, laporan pertanggung jawaban dan lainnya. Secara umum Akuntabilitas dapat dikatakan sebagai “Bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan  keberhasilan atau kegagalan sebuah misi yang di laporkan secara jelas dan terbuka“.

Jadi Akuntabilitas personal adalah bentuk pertanggungjawaban kepada diri kita sendiri. Dilaporkan atau di telaah kembali oleh kita pribadi baik keberhasilannya maupun kegagalannya. Kita pernah datang ke salah satu dari banyak pilihan momen dalam hidup ini, ditulis ke dalam buku besar pribadi atas apa tindakan saat itu serta berapa besar manfaatnya bagi dunia.

Pertanggungjawaban Personal

Ada dua hal penting yang perlu dijadikan catatan keberhasilan yaitu “Kemanfaatan tindakan” dan “Kesesuaian dengan niat”.

Permasalahan baru timbul ketika kita akan mencatatkan keberhasilan. Yaitu apa yang kita anggap sebagai keberhasilan tidak dipahami oleh orang lain, lalu bagaimana?, haruskah kita menjelaskan kepada mereka apa alasan dari tindakan tersebut?. Atau menuruti permintaan mereka agar melakukan apa yang mereka pahami? . Ini akan terlihat kita menjadi “asosial” atau “irasional” di mata mereka.

Biarlah kebanyakan mereka membenci kebebasan dan keberanian kita untuk menjadi diri sendiri. Selalu sisakan ruang di dalam hati kita untuk dibenci oleh orang lain agar kita bisa menerima kenyataan. Bahwa tidak ada satu keputusan yang membuat semua orang senang, ingat..!! keberhasilan tindakan yang kita lakukan harus sesuai dengan niat dan kemanfaatan yang sudah direncanakan. Berapa banyak jiwa yang dihancurkan oleh kebutuhan untuk “menjelaskan” yang mungkin bisa saja “dipahami” tapi belum tentu “disetujui” orang lain.

Ketahuilah bahwa “orang bebas” berutang penjelasan hanya kepada dirinya sendiri (untuk alasan dan hati nuraninya) . Dan kepada segelintir orang yang mungkin memiliki klaim yang dapat dibenarkan untuk mendapat penjelasan.

Kebanyakan orang tidak benar-benar menginginkan kebebasan, karena kebebasan melibatkan tanggung jawab, dan kebanyakan orang takut akan tanggung jawab. Kesediaan untuk menerima tanggung jawab adalah sumber nilai bagi harga diri. Belajar untuk menghormati dan menggunakan otak serta naluri menjadi bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri.

Anda tidak harus mendapatkan pekerjaan yang membuat orang lain merasa nyaman dengan apa yang mereka anggap sebagai kesuksesan .

Anda tidak perlu menjelaskan apa yang Anda rencanakan dengan hidup Anda.

Anda tidak perlu membenarkan pendidikan Anda dengan menunjukkan imbalan finansialnya.

Anda pun tidak harus mempertahankan skor kredit yang sempurna.

Ingat, Anda harus tetap membayar tagihan listrik Anda. Anda harus baik hati, memberikan semua yang Anda punya.

Anda harus menemukan orang yang benar-benar mencintai Anda , dan mencintai mereka kembali dengan kebenaran yang sama,  itu saja….

Herlambang Adi