Pemanfaatan cosplay sebagai media promosi bisnis
Istilah Cosplay sebagai kajian obyek penelitian dalam perguruan tinggi di Indonesia telah banyak dilakukan, namun ruang lingkupnya masih pada studi di bidang sosial dan budaya, sangat jarang yang membahas cosplay dalam kaitannya dengan bidang bisnis.
Pemanfaatan cosplay bahkan mendapatkan tampat dan dukungan luas bagi pelaku usaha kreatif di Indonesia bahwa cosplay telah termasuk dalam ruang lingkup Kementrian Ekonomi Kreatif. Hal ini sejalan dengan kegiatan Pemerintah melalui Kementrian EkonomI Kreatif setiap tahunnya selalu memfasilitasi event cosplay yaitu Hellofest Kostumasa. Dalam event tersebut tidak hanya kostum dari Jepang saja, tetapi juga dari tokoh-tokoh cerita Indonesia, seperti Si Pitung, Hanoman, Gatotkaca, Jaka Tingkir, dll.
Dalam kaitannya dengan ekonomi dan bisnis, cosplay banyak dimanfaatkan oleh perusahaan multi nasional Jepang Pangsa pasar dan operasional dari perusahaan-perusahaan tersebut telah tersebar hampir diseluruh dunia. Penyebaran perusahaan Jepang tersebut, membuat masyarakat di seluruh dunia menjadi fasih dan terbiasa mendengar nama dan istilah dalam bahasa Jepang, seperti: Honda, Toyota, Suzuki, Ohayou, Sayonara, dll. Perusahaan Jepang sendiri dalam menjalankan operasi bisnisnya, banyak yang menggunakan paham etnosentris, yakni tetap mempertahankan sistem operasi dan budaya dari negara asal. Hal ini juga disebabkan karena kebanggan masyarakat Jepang yang sangat tinggi akan budaya dan kebiasaan yang berlaku dan dianut di negaranya.
Seiring dengan perkembangannya, Cosplay yang juga merupakan identik budaya dari Jepang, makin banyak digunakan sebagai sebuah sarana untuk mempromosikan maupun lebih memperkenalkan produk-produk baik yang diproduksi oleh perusahaan Jepang, maupun produk lokal yang berbau Jepang telah berhasil mempengaruhi image konsumen bahkan loyal dengan merek produk yang dipasarkannya. Kodusitivitas itulah yang diharapkan dapat diakses dan diformulasikan bagi pelaku bisnis lokal Indonesia untuk mempromosikan produk yang dihasilkannya melalui kreativitas cosplay ala budaya Nusantara agar dapat berkembang dan terus berinovasi meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Cosplay Berfenomena Sebagai Media Promosi Bisnis
Sebagaimana yang diumgkapkan Mitamura bahwa cosplay adalah merubah diri menjadi peran yang dibutuhkan atau status yang diinginkan, terlepas dari apakah orang tersebut memang berprofesi sebagai peran yang sedang diembannya tersebut atau memiliki kemampuan yang dituntut harus dimiliki oleh peran yang diembannya tersebut, dengan kata lain, seseorang dapat menjadi bagian dari suatu profesi atau peran hanya dengan mengenakan kostum yang menandai peran tersebut sehingga dia akan merasa berkewajiban untuk memiliki kemampuan sesuai dengan yang dituntut oleh profesi atau peran yang diemban dengan kostum yang dikenakan.
Pada dasarnya Indonesia mempunyai budaya berkostum. Penari-penari tradisional Indonesia mempunyai atribut dan kostum khasnya tersendiri. Contohnya pada penari tari merak dengan kostum khasnya yang terdapat corak ekor merak pada selendangnya. Tidaklah aneh bahwa kebudayaan cosplay dapat beradaptasi dan berkembang di Indonesia. Hal ini serupa dengan yang dialami negara Amerika Serikat yang mempunyai budaya berkostum di hari Halloween. Cosplay di Indonesia pada dasarnya hanya bercosplay pada saat-saat tertentu saja. Hanya pada saat acara cosplay berlangsung. Adapun yang mengadakan photo session diluar acara cosplay, para cosplayer hanya akan memakai kostumnya saat berlangsungnya posesi pemotretan saja.
Terkait upaya konkrit mempromosikan produk di Indonesia banyak perusahaan sekarang mulai melirik dan menggunakan jasa para cosplayer. Khususnya untuk produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan Jepang, maupun anak perusahaannya. Selain itu juga, banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang membuat produk berbau Jepang, dengan tujuan untuk memperkuat brand image Jepangnya. Contoh perusahaan Jepang yang menggunakan cosplay sebagai salah satu media promosi adalah Honda. Honda sebagai produsen otomotif asal negeri matahari terbit itu, telah dikenal luas oleh masayarakat, baik dalam hal citra merk, logo, maupun varian-varian produknya. Untuk memasarkan produknya beberapa cara bisa dilakukan dengan mengadakan lomba atau event atau sebagai alat promosi untuk stand–stand yang dibuat oleh perusahaan. Contoh lain untuk perusahaan lokal yang produknya berbau Jepang adalah yang dilakukan oleh produsen Teh Mirai Ocha pada gelaran pada event Pekan Raya Jakarta/PRJ contohnya, dengan melakukan promosi berupa spg/sales promotion girl berbusana cosplay layaknya gadis dalam animasi Jepang dan mengajak pembeli produk Teh Mirai Ocha berfoto mengenakan baju tradisional Jepang di stand/booth promosi Teh Mirai Ocha.
Kelebihan dan Kekurangan Cosplay Sebagai Media Promosi Bisnis
Kelebihan digunakannya cosplay sebagai media promosi bisnis adalah cosplay sekarang sudah banyak dikenal oleh semua kalangan khususnya remaja yang mulai menyukai anime dan yang berkaitan lainya dikarenakan hal itulah jadi banyak orang yang menyukai cosplay dan banyak event–event yang mewadahi cosplay bahkan sudah banyak juga sudah bermunculan berbagai komunitas bahkan sekarang cosplay bukan lagi sekedar hobi tetapi bisa menjadi usaha dan media promosi yang baik dan mudah dikenali.
Pada sisi lain terdapat pula kekurangan digunakannya cosplay sebagai media promosi bisnis adalah meskipun cosplay banyak digemari tapi untuk beberapa kalangan masih dianggap hal yang aneh karena menggunakan pakaian-pakaian yang aneh dengan warna rambut mencolok sehingga masih menimbulkan banyak perdebatan di tengah masyarakat, tentang keberadaan cosplay. Bahkan kebanyakan orang merasa bingung, aneh bahkan tidak mau datang bila melihat cosplay di event–event. Apabila kondisi seperti ini yang terjadi, hal ini tentu dapat berdampak negatif pada produk, berupa barang dan jasa yang ditawarkan. Bagi pelaku usaha di Indonesia selain usaha industri besar khususnya pelaku usaha UMKM tentunya bercermin dari kelebihan dan kekurangan cosplay sebagai media promosi tersebut, menarik untuk dilakukan tergantung proyeksi bisnis dan pangsa pasar yang akan dilirik dengan memanfaatkan costplay sebagai sebuah fenomena yang digunakan dalam mempromosikan produk bisnisnya. Pada dimensi umum, cosplay merupakan sebuah produk dengan tujuan untuk dipamerkan pada masyarakat umum yang dapat dimanfaatkan dengan bijak serta dipadupadankan sebagai media promosi yang unik semoga dapat menginspirasi dan berhasil guna.
Syamsu Alang, S.Sos,.M.Si , Dosen STIE BPKP